Tuesday, April 26, 2016

Apa untung rugi globalisasi bagi bangsa indonesia?


Jawaban Alpha S Samosir dari Pertanyaan Apa untung rugi globalisasi bagi bangsa indonesia? di SETO.CO.ID

Lihat Selengkapnya di SETO.CO.ID
Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis. Perekonomia dunia semakin terbuka dan mengarah pada suatu kesatuan global. Lalu lintas barang dan jasa telah melewati batas-batas negara. Barang dan jasa yang diproduksi tidah hanya dikonsumsi oleh negera tersebbut, namun sudah dikonsumsi oleh negara-negara lain. Globalisasi telah membuat batas-batas geografis dan teritorial suatu negara menjadi semakin kabur. Globalisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi saling tergantung dalam jaringan internasional meliputi transportasi, distribusi, komunikasi, dan ekonomi yang melampaui garis batas teritorial negara. Kegiatan produksi dan konsumsi sudah menjadi suatu “kegiatan bersama” di muka bumi ini.
Globalisasi ekonomi membuat proses produksi dan konsumsi barang dan jasa menjadi suatu “kerja internasional” yang melibatkan banyak negara. Dalam memproduksi barang, suatu negara memerlukan banyak sumberdaya yang diperolehnya dari berbagai negara. Pertimbangan yang dipakai dalam mencari berbagai sumberdaya adalah pertimbangan ekonomis.
Salah satu bentuk globaliasasi ekonomi adalah tumbuhnya bisnis dalam skala global. Dewasa ini, perusahaan-perusahaan berskala multinasional yang memiliki jaringan bisnis global berkembang semakin banyak. Perusahaan-perusahaan seperti IBM, Coca Cola, Philip Morris, Sony, Toyota, General Motor, DHL, UPS, Caltex, adalah beberapa perusahaan yang beroperasi di banyak negara. Setelah berhasil mengembangkan bisnis di negara asal, mereka kemudian melebarkab bisnisnya memasuki pasar global.
Pada posisi lain, globalisasi dapat dipandang sebagai ancaman bagi perekonomian suatu negara. Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut dianggap memiliki daya saing yang lebih kuat dibandingkan perusahaan nasional. Perusahaan multinasional pada umumnya memiliki keunggulan sumberdaya manusia, teknologi, dan modal yang sulit ditandingi perusahaan lokal. Dkhawatirkan ekspansi perusahaan multinasional akan dapat mematikan industri dalam negeri. Kondisi tersebut menimbulkan pro-kontra yang panjang diantara pelaku-pelaku ekonomi.
Para pendukung globalisasi berpendapat bahwa dengan tidak adanya hambatan perdagangan internasional, akan membawa kemakmuran bagi perekonomian dunia. Negara-negara di dunia akan terspesialisasi untuk membuat produk yang paling ekonomis. Negara yang secara ekonomis tidak memungkinkan memproduksi suatu barang dengan murah, tidak perlu memproduksi barang tersebut. Pada akhirnya konsumen dunia yang akan diuntungkan karena memperoleh produk dengan harga yang paling murah.

Para penantang atau penghambat globalisasi berpendapat bahwa globalisasi membawa implikasi timbulnya perdagangan bebas. Perdagangan bebas dipandang dapat mematikan perusahaan domestik. Banyaknya perusahaan lokal yang bangkrut akan memnyebabkan bertambahnya pengangguran dan menurunnya daya beli konsumen. Konsumen pun tidak akan mampu membeli barang-barng kebutuhannya. Pada titik ini globalisasi dipandang berdampak negatif.
Pada akhirnya, sudah tidak ada lagi negara yang dapat bertahan hidup dalam mencukupi kebutuhannya sendiri jika negara tersebut mengabaikan sektor luar negeri. Globalisasi ekonomi telah dipandang sebagai fakta yang tidak dapat dihindari oleh semua negara di dunia. Kesiapan negara-negara di dunia dalam menghadapi era globaliasasi akan menentukan ‘survive’ tidaknya ekonomi suatu negara.