Tuesday, July 12, 2016

Bagaimana cara membuat dan menulis file di Node.JS?

Jawaban Alpha Surya dari Pertanyaan Bagaimana cara membuat dan menulis file di Node.JS? di SETO.CO.ID

Lihat jawaban selengkapnya di SETO.CO.ID

Bisa dibuat sedikit advance. Cara ini non-blocking yang menulis per kalimat dibandingkan menulis seluruh file sekaligus:

var fs = require('fs');
var stream = fs.createWriteStream("file.txt");
stream.once('open', function(fd) {
  stream.write("Baris pertama\n");
  stream.write("Baris kedua\n");
  stream.end();
});

Tulisan ini dipost melalui Aplikasi Seto di tanya jawab seputar Node JS, Javascript, dan Programming.

Wednesday, June 1, 2016

Spoiler dan Prediksi Manga One Piece chapter 828?

Jawaban Alpha Surya dari Pertanyaan Spoiler dan Prediksi Manga One Piece chapter 828? di SETO.CO.ID

Lihat jawaban selengkapnya di SETO.CO.ID

Pudding akan kasih tau Luffy dan lainnya untuk pergi karena Big Mom sudah punya rencana untuk membunuhnya.

Big Mom sepertinya punya kemampuan untuk menjadikan objek mati jadi hidup. Ini kesempatan untuk menjadikan Sunny jadi hidup. Sepertinya Sunny akan jadi hidup setelah arc ini.

Karena ulah Straw Hats dan lainnya, pernikahan akan dibatalkan sepertinya. Terus gimana nasib Pudding? Kemungkinan dia akan join Straw Hats.

Sama kaya jawabannya Daniar, Pudding akan kasih tau Luffy kalau dia dipaksa. Dan Luffy akan bantu Pudding untuk membatalkan pernikahannya.

Tulisan ini dipost melalui Aplikasi Seto di tanya jawab seputar dan Manga.

Tuesday, May 31, 2016

Pic

Bagaimana dampak HIV/AIDS di Indonesia?

Jawaban Alpha Surya dari Pertanyaan Bagaimana dampak HIV/AIDS di Indonesia? di SETO.CO.ID

Lihat jawaban selengkapnya di SETO.CO.ID

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) atau Sindrom Kehilangan Kekebalan Tubuh adalah penyakit yang disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang atau menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Akibat menurunnya kekebalan tubuh, maka orang tersebut akan sangat mudah terkena penyakit infeksi (infeksi oppurtunisitik) yang sering berakibat fatal pada penderitanya (Kemenkes RI, 2014). Sejak awal epidemi , HIV menjadi salah satu tantangan masalah kesehatan yang paling serius. Setiap tahun, angka orang yang hidup dengan HIV/AIDS di dunia terus meningkat. 

Berdasarkan data yang terbaru, pada tahun 2014 terdapat sekitar 36, 9 juta orang dan yang meninggal akibat infeksi HIV sekitar  1,2 juta orang  (UNAIDS, 2015).

Di antara negara-negara Asia-Pasifik, Indonesia menjadi negara urutan ketiga setelah India dan China dengan kasus infeksi HIV tertinggi, yaitu sekitar 610.000 kasus. Selain itu, ketiga negara tersebut  menyumbang 78%  kasus infeksi baru HIV/AIDS di Asia-Pasifik bersama (UNAIDS, 2013). Dalam empat tahun terakhir, kasus baru HIV/AIDS dilaporkan cenderung meningkat di Indonesia, dengan estimasi setiap 25 menit terjadi satu kasus baru infeksi HIV/AIDS (UNICEF Indonesia, 2012)

Sampai dengan tahun 2005 kasus baru HIV positif sebesar 859 kasus kemudian meningkat menjadi 21.511 kasus pada tahun 2012 (Kemenkes RI, 2012).

HIV tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, akan tetapi HIV berdampak pula terhadap rumah tangga, komunitas, masyarakat, dan perkembangan serta pertumbuhan ekonomi negara. Banyak negara yang memiliki prevalensi HIV tinggi, turut merasakan dampak lain  dari HIV seperti penyakit infeksi, masalah kerawanan pangan dan masalah serius lainnya (UNAIDS, 2015a).

Berbagai  upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS telah dilakukan sejak awal epidemi. Namun, dari berbagai upaya tersebut yang menjadi kendala terbesar yang tampak kasat mata adalah stigma dan sikap diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS (ODHA). Istilah stigma berasal dari bahasa Yunani yang berarti tanda yang disematkan pada tubuh untuk menunjukkan bahwa orang yang dimaksud telah melakukan perbuatan imoral (Pharis A et. al., 2011). Stigma terkait AIDS mengarah pada segala persangkaan, sikap negatif dan penolakan yang ditujukan kepada ODHA serta individu, kelompok atau komunitas yang berhubungan dengan ODHA tersebut.(UNAIDS, 2015b). Hasil penelitian dari International Centre for Research on Women (ICRW) tahun 2012,  menemukan bahwa konsekuensi lain dari stigma dan sikap dikriminasi  terhadap orang dengan HIV/AIDS antara lain kehilangan pendapatan, pemutusan pekerjaan, kehilangan keluarga, kegagalan dalam pernikahan, terhentinya keinginan mempunyai anak, buruknya pelayanan kesehatan, hilangnya harapan hidup, dan perasaan yang sangat sedih, serta kehilangan reputasi dan percaya diri (ICRW, 2005).

Hampir 35% negara yang memiliki data HIV/AIDS, menyatakan bahwa lebih dari 50% perempuan dan laki-laki ODHA mengalami diskriminasi di lingkungannya (UNAIDS, 2005). 

Di Indonesia, stigma dan sikap diskriminasi sering terjadi juga di berbagai wilayah.  Salah satu contoh nya adalah masyarakat  Sanur di Kota Denpasar, Bali  yang mayoritas beragama Hindu, memperlakukan jenazah ODHA pada saat upacara pemandian jenazah dan pembakaran mayat tidak dilakukan sesuai dengan tata cara yang ada (Ekawati, 2010). Hal ini juga terjadi di daerah Grobogan, Jawa Tengah, dimana bila diketahui terdapat ODHA yang meninggal, akan sulit mencari orang yang bersedia untuk melaksanakan pemulasaran jenazah. Demikian juga banyak masyarakat yang menolak bersahabat dengan ODHA. Walaupun tidak sampai terjadi pengusiran ODHA dari lingkungan, namun masih banyak masyarakat yang enggan melibatkan ODHA dalam kegiatan masyarakat ( Shaluhiyah, 2015). Selain itu, dalam hal layanan kesehatan, ODHA mendapatkan mutu perawatan medis yang kurang baik, ditolak mendapat pengobatan -seringkali sebagai akibat rasa takut tertular yang salah kaprah serta masih banyak sikap negatif lainnya yang dirasakan oleh ODHA akibat stigma tersebut.

Tulisan ini dipost melalui Aplikasi Seto di tanya jawab seputar Kesehatan, Kedokteran, dan Pengobatan dan Perawatan Kesehatan.

Tuesday, April 26, 2016

Apa untung rugi globalisasi bagi bangsa indonesia?


Jawaban Alpha S Samosir dari Pertanyaan Apa untung rugi globalisasi bagi bangsa indonesia? di SETO.CO.ID

Lihat Selengkapnya di SETO.CO.ID
Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis. Perekonomia dunia semakin terbuka dan mengarah pada suatu kesatuan global. Lalu lintas barang dan jasa telah melewati batas-batas negara. Barang dan jasa yang diproduksi tidah hanya dikonsumsi oleh negera tersebbut, namun sudah dikonsumsi oleh negara-negara lain. Globalisasi telah membuat batas-batas geografis dan teritorial suatu negara menjadi semakin kabur. Globalisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi saling tergantung dalam jaringan internasional meliputi transportasi, distribusi, komunikasi, dan ekonomi yang melampaui garis batas teritorial negara. Kegiatan produksi dan konsumsi sudah menjadi suatu “kegiatan bersama” di muka bumi ini.
Globalisasi ekonomi membuat proses produksi dan konsumsi barang dan jasa menjadi suatu “kerja internasional” yang melibatkan banyak negara. Dalam memproduksi barang, suatu negara memerlukan banyak sumberdaya yang diperolehnya dari berbagai negara. Pertimbangan yang dipakai dalam mencari berbagai sumberdaya adalah pertimbangan ekonomis.
Salah satu bentuk globaliasasi ekonomi adalah tumbuhnya bisnis dalam skala global. Dewasa ini, perusahaan-perusahaan berskala multinasional yang memiliki jaringan bisnis global berkembang semakin banyak. Perusahaan-perusahaan seperti IBM, Coca Cola, Philip Morris, Sony, Toyota, General Motor, DHL, UPS, Caltex, adalah beberapa perusahaan yang beroperasi di banyak negara. Setelah berhasil mengembangkan bisnis di negara asal, mereka kemudian melebarkab bisnisnya memasuki pasar global.
Pada posisi lain, globalisasi dapat dipandang sebagai ancaman bagi perekonomian suatu negara. Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut dianggap memiliki daya saing yang lebih kuat dibandingkan perusahaan nasional. Perusahaan multinasional pada umumnya memiliki keunggulan sumberdaya manusia, teknologi, dan modal yang sulit ditandingi perusahaan lokal. Dkhawatirkan ekspansi perusahaan multinasional akan dapat mematikan industri dalam negeri. Kondisi tersebut menimbulkan pro-kontra yang panjang diantara pelaku-pelaku ekonomi.
Para pendukung globalisasi berpendapat bahwa dengan tidak adanya hambatan perdagangan internasional, akan membawa kemakmuran bagi perekonomian dunia. Negara-negara di dunia akan terspesialisasi untuk membuat produk yang paling ekonomis. Negara yang secara ekonomis tidak memungkinkan memproduksi suatu barang dengan murah, tidak perlu memproduksi barang tersebut. Pada akhirnya konsumen dunia yang akan diuntungkan karena memperoleh produk dengan harga yang paling murah.

Para penantang atau penghambat globalisasi berpendapat bahwa globalisasi membawa implikasi timbulnya perdagangan bebas. Perdagangan bebas dipandang dapat mematikan perusahaan domestik. Banyaknya perusahaan lokal yang bangkrut akan memnyebabkan bertambahnya pengangguran dan menurunnya daya beli konsumen. Konsumen pun tidak akan mampu membeli barang-barng kebutuhannya. Pada titik ini globalisasi dipandang berdampak negatif.
Pada akhirnya, sudah tidak ada lagi negara yang dapat bertahan hidup dalam mencukupi kebutuhannya sendiri jika negara tersebut mengabaikan sektor luar negeri. Globalisasi ekonomi telah dipandang sebagai fakta yang tidak dapat dihindari oleh semua negara di dunia. Kesiapan negara-negara di dunia dalam menghadapi era globaliasasi akan menentukan ‘survive’ tidaknya ekonomi suatu negara.